"Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" - Blog Poenya eReS


Feeds RSS

2010/06/03

"Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban"


Entah untuk keberapa kalinya pada sholat subuh berjamaah yang aku jalani pagi ini, imam membaca surah Ar-Rahman. Alasan utama mengapa imam memilih surah Ar-Rahman dalam bacaan sholat subuh, memang hanya imam itu sendiri yang tahu. Sedangkan untukku sendiri ada hal menarik dalam kandungan surah Ar-Rahman, yaitu pengulangan ayat yang berbunyi "fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?).

Ayat ini di ulang berkali-kali, setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?".

Ya, “dusta”. Di sadari atau tidak, aku seringkali mendustakan nikmat-nikmat yang Allah telah berikan. “Dusta” bisa diartikan menyembunyikan kebenaran, dan aku sebagai manusia tahu dan sadar telah diberikan nikmat yang sangat besar oleh Allah. Tapi aku selalu berusaha menyembunyikan kebenarannya, aku mendustakannya.

Ketika aku lelap tertidur, nyawaku berada digenggaman tangan-Nya. Kemudian nyawa itu dikembalikan ketubuhku hingga kesadaran penuh aku rasakan, setiap nafas yang aku hirup hingga kemampuan kakiku melangkah ke masjid untuk memenuhi panggilan-Nya pagi itu. Subhanallah, sungguh nikmat luar biasa yang telah aku terima. Lantas, sudahkah aku bersyukur?. "Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban".


Namun kadang aku terlalu menyepelekan peranan Allah dalam kehidupanku sehari-hari. Aku menganggap bahwa uang yang aku dapat adalah hasil kerja kerasku sendiri. Gelar/ title yang aku dapat adalah usaha dari otakku. Kesuksesan dalam pekerjaan semata-mata karena kemampuan yang aku miliki. Astaghfirullah, sesungguhnya semua itu adalah nikmat yang Allah telah berikan kepadaku. "Fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" - "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?".

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu” (QS. at-Takatsur : 8)

Lantas bagaimanakah aku harus mempertanggungjawabkan atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kelak?.

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34)

Maka sudah sepatutnyalah aku bersyukur pada-Nya. Dan ucapan "Alhamdulillah" merupakan bagian dari rasa syukurku pada-Mu ya Rabb. Jangan jadikan aku orang yang kuffur akan nikmat yang Engkau berikan. Dan janganlah Kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada-Mu.


Bookmark and Share

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Amin.... semoga selalu jadi pengingat bagi diri ini untuk terus bersyukur pada Nya.. Amin

Posting Komentar