November 2009 - Blog Poenya eReS


Feeds RSS

2009/11/24

Syukuri Apa Yang Ada

Suatu hari datanglah seorang pemuda kepada seorang bijak, dandanannya rapi dan elegan. Sekilas terlihat ia seperti kaum executive muda. Setelah masuk ke rumah iapun berbicara dengan tenang dan tertata. Setelah berbasa-basi sebentar iapun mulai mengutarakan maksud sebenarnya ia datang ke orang bijak tersebut.

”Bisnis yang saja jalani bertahun-tahun, tiba-tiba akan ambruk dalam waktu beberapa bulan ini pak ?” cerita si pemuda.

”Kenapa ?”

”Banyak faktor, penyebabnya namun secara umum terjadi salah manajemen.” jawab singkat si pemuda.

”Dandanan masih perlente gini, penampilan tenang...wah..wah...”, celoteh orang bijak.

”Jangan begitu pak.....di tengah arah kebangkrutan ini, saya mulai membenahi semua divisi perusahaan saya, namun sampai dengan saat ini belum ada tanda – tanda yang signifikan untuk merubah keadaan.” si pemuda mulai bercerita.

”Berapa kira – kira kerugian kamu, bila perusahaanmu gulung tikar ?” balik orang bijak bertanya.

”Kira – kira kurang lebih lima milyar pak, ini sudah saya hitung semua asset saya yang ada saya jual.”, jawab si pemuda.

”Begini...kamu bilang semua asset yang kamu jual tidak bisa menutup semua kerugian yang menimpamu, bahkan masih defisit lima milyar ? tanya orang bijak.

”Betul pak.” jawab si pemuda.

”Sekarang mari kita lihat, seandainya kamu punya mata saya tukar dengan satu milyar kamu mau tidak ?” tanya orang bijak.

”Ah...yang benar saja pak, ya tidak akan mau pak.” jawab si pemuda.

”Baik...kalo tangan kamu saya tukar dihargai satu milyar ?” tanya orang bijak.

”Jelas saja, ga pak.” jawab si pemuda.

”Oke...sekarang kalo gini, kamu lihat orang gila ....., seandainya otak kamu saya tukar dengan sepuluh milyar, kamu mau ?” tanya orang bijak.

Mendengar pertanyaan tersebut, si pemuda mulai mengetahui arah pertanyaan orang bijak.
”Jelas saja, saya tidak mau pak. Kalau boleh saya simpulkan berarti dalam diri saya masih bernilai lebih dari sepuluh milyar pak, jauh lebih tinggi dari kerugian yang kemungkinan saya derita.” jawab si pemuda.

”Ya..., kamu bilang semua aset kamu jual tidak bisa menutupi semua kerugianmu, padahal Allah jelas – jelas memberimu begitu banyak, namun penglihatanmu seolah buta. Orientasimu hanya materi dunia semata, sedangkan nikmat yang begitu besar tidak bisa kamu lihat. Itulah mengapa dalam Al Qur’an Surat Saba : 13, Allah berfirman,”Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur” jawab orang bijak.

Mendengar jawaban orang bijak tersebut, pemuda itupun agak termenung sejenak, ia mulai memikirkan kata – kata terakhir yang terucap dari orang bijak tersebut. Dalam hati kecilnya iapun membenarkan yang dikatakannya. Ia menemukan kata kunciya, ”bersyukur...syukuri apa yang ada...”

Sumber: www.eramuslim.com
Read More......
Bookmark and Share

2009/11/19

Download Murotal Al-Qur’an

Berikut ini adalah list murotal Al-Qur’an (30 juz) yang bisa di download gratis. Setelah di download, ya didengarkan dong. Mudah-mudahan dengan mendengarkannya, Allah SWT akan mencatatnya sebagai amal kebaikan yang akan mendatangkan pahala. Syukur-syukur kalau sekalian dengan membuka terjemahannya, jadi kita bisa benar-benar paham isinya dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

1. Surah 1 – Surah 10, via easy share atau ziddu
2. Surah 11 – Surah 20, via easy share atau ziddu
3. Surah 21 – Surah 30, via easy share atau ziddu
4. Surah 31 – Surah 40, via easy share atau ziddu
5. Surah 41 – Surah 50, via easy share atau ziddu
6. Surah 51 – Surah 60, via easy share atau ziddu
7. Surah 61 – Surah 70, via easy share atau ziddu
8. Surah 71 – Surah 80, via easy share atau ziddu
9. Surah 81 – Surah 90, via easy share atau ziddu
10. Surah 91 – Surah 114, via easy share atau ziddu

Semua file dalam format amr, jadi filenya tidak terlalu besar. Tapi bila mau dirubah menjadi format mp3 dan belum punya converternya, bisa di download di sini atau disini.
Read More......
Bookmark and Share

2009/11/09

"Seandainya..........."

Setiap dari kita pasti pernah tertimpa musibah atau tidak mendapati sesuatu sesuai dengan keinginan. Begitupun dengan aku, dan tanpa disadari seringkali aku mengucapkan kata “seandainya….”, “seandainya….” dan “seandainya…”. Dan tanpa pernah aku sadari, kata pengandaian itu telah membuat terbukanya pintu amalan syaitan dan menjerumuskan aku kedalam penyesalan, kesedihan dan tidak mau menerima kenyataan. Astagfirullah.sad

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah untuk meraih segala hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan Alloh dan jangan lemah. Apabila engkau tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, " Seandainya aku dulu berbuat begini niscaya akan menjadi begini dan begitu". Akan tetapi katakanlah, "QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala, Alloh telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan “amalan syetan” dalam sabda Nabi adalah apa yang dia campakkan ke dalam hati manusia berupa menyesalan dan kesedihan, karena syetan amat menyukai hal itu. Allah berfirman : “ Sesungguhnya bisik-bisik itu hanyalah dari syetan untuk membuat sedih orang-orang yang beriman, dan dia tidak akan membahayakan sedikitpun kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al Mujadilah : 10), sehingga dalam tidurpun syetan suka memperlihatkan mimpi-mimpi yang menakutkan untuk mengeruhkan kejernihan pikiran manusia dan mengganggu pikirannya

Dan ketika musibah itu datang atau ketika aku mendapatkan sesuatu yang tidak aku inginkan, maka seharusnya aku mengatakan : “QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala”. Ini adalah taqdir Allah dan apa saja yang Dia kehendaki pasti Dia laksanakan. Maksudnya adalah bahwa yang terjadi ini adalah taqdir Allah dan bukan tanggungjawabku. Adapun tanggungjawabku adalah berusaha melakukan apa yang saya lihat bermanfaat sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Dan ini adalah sikap taslim/ pasrah yang sempurna kepada ketentuan Allah dan apabila telah melakukan apa yang diperintahkan sesuai dengan syariat maka dia tidak boleh dicela dan urusannya diserahkan kepada Allah.

Insyaallah setelah ini aku bisa menjadi seseorang yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhanku dan berkata “semua yang terjadi padaku adalah ketetapan Allah dan taqdir-Nya dan hal tersebut pasti terjadi.” Maka insyaalah akan tenanglah hati ini, lapanglah dada ini serta ikhlas dalam menerima segala kenyataan hidup…Amiinnn…


Read More......
Bookmark and Share