"Seandainya..........." - Blog Poenya eReS


Feeds RSS

2009/11/09

"Seandainya..........."

Setiap dari kita pasti pernah tertimpa musibah atau tidak mendapati sesuatu sesuai dengan keinginan. Begitupun dengan aku, dan tanpa disadari seringkali aku mengucapkan kata “seandainya….”, “seandainya….” dan “seandainya…”. Dan tanpa pernah aku sadari, kata pengandaian itu telah membuat terbukanya pintu amalan syaitan dan menjerumuskan aku kedalam penyesalan, kesedihan dan tidak mau menerima kenyataan. Astagfirullah.sad

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah untuk meraih segala hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan Alloh dan jangan lemah. Apabila engkau tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, " Seandainya aku dulu berbuat begini niscaya akan menjadi begini dan begitu". Akan tetapi katakanlah, "QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala, Alloh telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud dengan “amalan syetan” dalam sabda Nabi adalah apa yang dia campakkan ke dalam hati manusia berupa menyesalan dan kesedihan, karena syetan amat menyukai hal itu. Allah berfirman : “ Sesungguhnya bisik-bisik itu hanyalah dari syetan untuk membuat sedih orang-orang yang beriman, dan dia tidak akan membahayakan sedikitpun kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al Mujadilah : 10), sehingga dalam tidurpun syetan suka memperlihatkan mimpi-mimpi yang menakutkan untuk mengeruhkan kejernihan pikiran manusia dan mengganggu pikirannya

Dan ketika musibah itu datang atau ketika aku mendapatkan sesuatu yang tidak aku inginkan, maka seharusnya aku mengatakan : “QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala”. Ini adalah taqdir Allah dan apa saja yang Dia kehendaki pasti Dia laksanakan. Maksudnya adalah bahwa yang terjadi ini adalah taqdir Allah dan bukan tanggungjawabku. Adapun tanggungjawabku adalah berusaha melakukan apa yang saya lihat bermanfaat sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Dan ini adalah sikap taslim/ pasrah yang sempurna kepada ketentuan Allah dan apabila telah melakukan apa yang diperintahkan sesuai dengan syariat maka dia tidak boleh dicela dan urusannya diserahkan kepada Allah.

Insyaallah setelah ini aku bisa menjadi seseorang yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhanku dan berkata “semua yang terjadi padaku adalah ketetapan Allah dan taqdir-Nya dan hal tersebut pasti terjadi.” Maka insyaalah akan tenanglah hati ini, lapanglah dada ini serta ikhlas dalam menerima segala kenyataan hidup…Amiinnn…


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar