Karena Buta Yang Sesungguhnya Adalah Buta Hati - Blog Poenya eReS


Feeds RSS

2010/05/20

Karena Buta Yang Sesungguhnya Adalah Buta Hati

Di sebuah kampung, hidup seorang laki-laki yang telah lama mengalami kebutaan. Ia hidup bahagia bersama istri yang mencintainya, seorang anak laki-laki yang berbakti serta seorang sahabat yang selalu setia menemaninya. Diantara sekian banyak kebahagiaan yang dirasakannya, hanya satu hal yang ia rasakan kurang yaitu kegelapan yang selalu menaungi hari-harinya. Ia selalu berdoa sekiranya ia mendapatkan kesempatan untuk dapat melihat kembali cahaya, sehingga ia dapat melihat bahagia yang dirasakannya dengan mata kepalanya sendiri.

Pada suatu kesempatan, ada seorang dokter spesialis mata datang ke kampungnya. Mendengar berita tersebut, ia dengan suka cita mendatangi dokter mata tersebut dan meminta bantuannya agar mau mengobatinya agar matanya dapat kembali melihat. Setelah selesai memeriksa matanya, dokter kemudian memberikan obat tetes mata dan berpesan agar obat tetes mata itu digunakan secara teratur.


Setelah beberapa hari menggunakan obat tetes mata itu secara teratur, mendadak ia dapat kembali melihat cahaya dan mendapati dirinya sedang berada diluar rumah. Tentu saja ia sangat gembira karena kedua matanya telah kembali normal. Dengan luapan rasa gembira ia berlari kedalam rumah dengan maksud untuk memberitahu kepada istrinya. Ketika ia membuka pintu satu kamar, ternyata didapati istrinya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia membuka pintu kamar yang lain, dan ia didapati anak laki-lakinya sedang mencuri harta kekayaannya.

Sungguh pemandangan yang tidak dapat dipercayainya dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Ia kemudian melangkah mundur dan merasa menyesali akan sembuhnya kedua matanya. Ia kemudian mengambil paku dan membutakan kembali kedua matanya serta kembali pada kebahagiannya semula.

Renungan;
Mungkin saja musibah yang menimpa adalah sebuah kebaikan untuk kita, hanya saja kadang kita tidak peka untuk dapat menangkap hikmah dibalik musibah yang menimpa tersebut.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.....” (Al-Baqarah : 216)

Seorang penyair berkata,
“Musuh-musuhku mencelaku, padahal aib ada pada mereka.
Bukan sebuah kehinaan kalau harus disebut buta.
Jika seseorang hanya melihat keperwiraan dan ketakwaan,
maka butanya 2 mata bukanlah kebutaan.
Saya melihat dalam kebutaan ada pahala, simpanan dan penjagaan,
dan aku mebutuhkan ketiganya”


Qadha’ Allah pasti akan diberlakukan, baik kepada yang menolak atau yang menerima. Yang menerima akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan, sedangkan yang menolak akan berdosa dan sengsara.

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar