Nasihat Mbah: “Sholat Tepat Waktu” - Blog Poenya eReS


Feeds RSS

2010/05/29

Nasihat Mbah: “Sholat Tepat Waktu”

Kesendirianku berada diantara kolam-kolam tempat benih-benih lele dipelihara, aku sangat menikmati kesibukanku yang baru yaitu memberi makan benih-benih lele yang masih seukuran 2cm. Ahh, senangnya bisa merasakan kesibukan lain, lepas dari rutinitas kantor yang kadang menjemukan dan sumpeknya kota Jakarta.

Ditengah keasikanku itu, tanpa kusadari mbah kakung datang menghampiriku dan berkata, “le, dah waktunya ashar. Ndang sholat dulu”.

“iya mbah, sebentar lagi. Belum puas rasanya kalau belum melihat sampai makanan-makanan itu habis dilahap,” ucapku.

Selesai makanan-makanan itu habis, aku pun segera mengambil air wudhu. Pada saat aku berjalan kearah kamar untuk sholat ashar, mataku melihat kearah jam. “Astaghfirullah, sudah jam setengah lima. Ternyata cukup lama juga ya aku berada di kolam ikan,”ucapku dalam batin.

Selepas sholat ashar, aku mencari dimana gerangan mbah kakung berada. Nah itu dia, ternyata mbah kakung ada di pendopo sedang menikmati kopi dan roti sumbu (singkong). Aku berjalan menghampiri mbah kakung, dan kemudian duduk disampingnya.


“Le, apa kamu di Jakarta setiap sholat selalu tidak tepat waktu?” tanya mbah.

“Kalau sholat maghrib dan isya insyaallah tepat waktu mbah, karena itu bertepatan jam pulang kantor. Jadi saya bisa mampir di masjid pinggir jalan untuk sholat jamaah. Sholat subuh pun insyaallah juga tepat waktu, karena biasanya sebelum subuh alarm saya sudah bunyi jadi saya juga bisa jamaah di masjid dekat rumah. Tapi kalau saya tidur larut malam, kadang saya tidak bisa mendengar bunyi alarm dan pastinya sholat subuh pun jadi telat,” jawabku.

“Paling sering yang agak molor waktunya sih sholat dzuhur dan ashar mbah,” jawabku lagi.

“Kenapa?” tanya mbah.

“Kalau dzuhur biasanya masih banyak kerjaan yang tanggung untuk ditinggalkan dan setelah selesai pun saya biasanya makan siang dulu mbah, setelah itu baru sholat dzuhur. Kalau ashar biasanya banyak kerjaan yang harus saya selesaikan supaya saya pulang kantor tidak membawa beban pikiran kerjaan ke rumah karena kerjaan yang belum selesai. Setelah yakin semua selesai, baru saya sholat ashar,” jawabku.

“Lantas, kalau kamu mau ke kamar mandi apa kamu juga menunggu sampai semua kerjaan kamu itu selesai?” tanya mbah.

“ya nggak lah mbah, mana kuat kalau harus nahan. Jadi ya ke kamar mandi dulu trus lanjut kerja lagi,” jawabku.

“Nah, kalau kamu ndak bisa nahan keinginan untuk ke kamar mandi. Kenapa alasan kesibukan yang kamu pakai untuk menunda-nunda sholat tepat waktu” kata mbah.

“Le, sholat itu ada waktunya. Dan alangkah baiknya kalau kamu bisa mengerjakannya tepat waktu. Apa kalau kamu menunda-nunda waktu sholat, kamu yakin masih sempat di kasih waktu oleh Gusti Allah untuk mengerjakan sholat yang kamu tunda waktunya. Bagaimana kalau waktu sholat yang kamu tunda itu adalah sholat kamu yang terakhir” kembali mbah berkata.

“Bagus kalau kamu bisa mengerjakan sholat maghrib, isya dan subuh berjamaah di masjid. Tapi akan jauh lebih baik kalau kamu bisa mengerjakan sholat 5 waktu berjamaah di masjid. Kanjeng Nabi pernah mengancam akan membakar rumah-rumah yang ada penghuni laki-laki di dalamnya tetapi tidak mengerjakan sholat wajib di masjid. Karena sebaik-baiknya tempat sholat wajib untuk laki-laki adalah di masjid” tutur mbah.

“kamu ngerti maksud simbah toh le?” tanya mbah.

“Insyaallah ngerti mbah, terimakasih sudah diingatkan,” kataku.

“Ya wis, sekarang makan rotinya. Di Jakarta kamu jarang ketemu roti kayak gini toh. Habis makan, ndang mandi. Sebentar lagi masuk waktu maghrib. Sama-sama kita jamaah di masjid,” ucap mbah.

“Ya mbah,” kataku.

Aku pun ikut menikmati roti sumbu bersama mbah kakung, dan setelah itu segera mandi dan bersiap-siap ke masjid untuk menunaikan sholat maghrib berjamaah.



“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al Baqarah: 43)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda: “Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka”. (Al Bukhari-Muslim)

Dan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki buta datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang akan menuntunku ke Masjid. ” Maka dia minta keringanan untuk shalat dirumah, maka diberi keringanan. Lalu ia pergi, Beliau memanggilnya seraya berkata: “Apakah kamu mendengar adzan?". "Ya," jawabnya. Nabi berkata:”Kalau begitu penuhilah (hadirilah)!” (HR. Muslim)


~~eReS~~

Bookmark and Share

1 komentar:

Taqwimer mengatakan...

Setuju sekali mbah... untuk kita pun perlu untuk punya jadwal sholat digital yang bisa dipasang di masjid atau di rumah, silahkan dilihat di Taqwimer Galery http://taqwimer.com

Posting Komentar